Strategi ini harus mampu menentukan arah penggunaan dana baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi ini umumnya berkisar pada
tiga hal, yaitu bagaimana perusahaan memperoleh modal, alokasi kapital,
dan manajemen modal kerja termasuk dalam hal pembagian keuntungan.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik
seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan
struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan
anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali
mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990,
Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998,
kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi,
Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi
dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika
bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan
keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang
konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui
pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti
Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream
Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di
ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6%
dari omset penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar