PT. Unilever Indonesia (ULI) merupakan cabang dari perusahaan
multinasional Inggris-Belanda. Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak
2000 orang, ULI memproduksi barang kebutuhan sehari-hari (Consumer Goods)
seperti Lux, Lifebuoy, Rinso, Sunlight, Blue Band, Flora, Royco, Walls,
Lipton, Pepsodent, Close Up, Sunsilk, Dimension, Brisk, Citra, Ponds,
Rexona dan Axe.
Produk yang dihasilkan ULI merupakan hasil lisensi dari perusahaan-perusahaan lain yang telah memiliki patent, copyright, dan tradename. Dengan lisensi tersebut ULI mempunyai hak untuk memproduksi, memakai merk dan memasarkan produk dari lisensor dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati dengan memberikan imbalan berupa royalti.
Sejak berdiri sampai dengan saat ini ULI menunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat dari skala usaha dan hasil usaha. Salah satu kunci sukses ULI terletak pada strategi pengembangan Sumber Daya Manusianya, yaitu penerapan program indonesianisasi manajemennya. Keberhasilan program ini membawa hasil yaitu diangkatnya Sri Urip Simeon sebagai Presiden Direktur ULI, dengan jabatan ini Sri Urip Simeon merupakan wanita yang paling senior dalam jajaran pimpinan Unilever di seluruh dunia. Untuk diketahui bahwa Sri Urip Simeon telah mengabdikan dirinya dan berkarier di ULI selama 25 tahun.
Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia berorientasi pada tujuan dan kebutuhan bisnis di masa kini dan yang akan datang, yang berarti harus selalu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan-perubahan lingkungan bisnis dalam menghadapi era perdagangan bebas, pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi sistem informasi yang sangat cepat.
Prestasi Unilever sebagai perusahaan yang menganggap Sumber Daya Manusia paling berharga atau penting dalam suatu organisasi, adalah diraihnya penghargaan dari Japanese Institute of Productive Maintenance yaitu untuk pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance), di samping itu juga diperoleh penilaian oleh dunia usaha sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik dunia.
Produk yang dihasilkan ULI merupakan hasil lisensi dari perusahaan-perusahaan lain yang telah memiliki patent, copyright, dan tradename. Dengan lisensi tersebut ULI mempunyai hak untuk memproduksi, memakai merk dan memasarkan produk dari lisensor dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati dengan memberikan imbalan berupa royalti.
Sejak berdiri sampai dengan saat ini ULI menunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat dari skala usaha dan hasil usaha. Salah satu kunci sukses ULI terletak pada strategi pengembangan Sumber Daya Manusianya, yaitu penerapan program indonesianisasi manajemennya. Keberhasilan program ini membawa hasil yaitu diangkatnya Sri Urip Simeon sebagai Presiden Direktur ULI, dengan jabatan ini Sri Urip Simeon merupakan wanita yang paling senior dalam jajaran pimpinan Unilever di seluruh dunia. Untuk diketahui bahwa Sri Urip Simeon telah mengabdikan dirinya dan berkarier di ULI selama 25 tahun.
Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia berorientasi pada tujuan dan kebutuhan bisnis di masa kini dan yang akan datang, yang berarti harus selalu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan-perubahan lingkungan bisnis dalam menghadapi era perdagangan bebas, pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi sistem informasi yang sangat cepat.
Prestasi Unilever sebagai perusahaan yang menganggap Sumber Daya Manusia paling berharga atau penting dalam suatu organisasi, adalah diraihnya penghargaan dari Japanese Institute of Productive Maintenance yaitu untuk pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance), di samping itu juga diperoleh penilaian oleh dunia usaha sebagai salah satu dari 20 perusahaan terbaik dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar